Talbis Iblis Dalam Perkara Membaca Al-Quran
Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary
Talbis Iblis Dalam Perkara Membaca Al-Qur’an ini adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan kitab Talbis Iblis. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsaary pada Senin, 25 Sya’ban 1443 H / 28 Maret 2022 M.
Kajian Islam Tentang Talbis Iblis Dalam Perkara Membaca Al-Qur’an
Salah satu pintu yang dimasuki oleh iblis adalah pintu-pintu kebaikan. Seperti yang dikatakan oleh salah seorang ulama salaf bernama Yahya bin Yahya, bahwa iblis membuka 99 pintu kebaikan untuk memperdaya anak Adam dari satu pintu keburukan.
Iblis menggoda atau merusak anak Adam kadangkala bukan dari perkara-perkara yang jelas-jelas buruk atau maksiat. Tapi iblis juga masuk dalam perkara-perkara yang pada dasarnya itu baik, bahkan utama. Diantaranya adalah membaca Al-Qur’an.
Artinya kita beribadah saja belum tentu selamat dari talbis iblis, dan iblis tidak membiarkan kita. Iblis menggunakan sarana-saran kebaikan itu untuk menyeret seseorang kepada keburukan. Perkara yang seharusnya baik bagi seseorang bisa menjadi sebuah keburukan. Begitulah dahsyatnya tipu daya iblis ini.
Di antaranya adalah di dalam perkara membaca Al-Qur’an. Tipu daya iblis kepada sebagian orang adalah dengan mendorong mereka agar banyak-banyak membaca tapi dengan cara yang tidak tepat. Mereka membacanya dengan cepat, tapi tidak tartil, tidak memastikan keshahihan bacaannya, apalagi mentadabburinya.
Nabi membatasi menghatamkan Qur’an tidak boleh kurang dari tiga hari. Karena bacaan seperti itu bacaan yang tidak tadabbur. Mungkin dikecualikan waktu-waktu yang utama seperti bulan Ramadan. Sebagaimana yang dilakukan juga oleh banyak ulama. Tapi ini khusus di waktu-waktu utama.
Ibnu Rajab Al-Hambali juga berpendapat seperti itu. Bahwa di waktu-waktu utama boleh kurang dari tiga hari. Itu salah satu pendapat ulama. Tapi di dalam masa-masa yang normal, maka kembali kepada ketentuan yang dibuat oleh Nabi, yaitu tidak boleh mengkhatamkannya kurang dari tiga hari.
Sebagian orang termotivasi tapi ke arah yang salah. Dia hanya fokus untuk membanyak kuantitas bacaan, bukan kualitas. Sehingga jangankan memahaminya, membacanya dengan benar saja tidak. Sehingga kadang-kadang seperti orang kumur-kumur karena mengejar target. Tidak ada tajwid, tidak ada tartil, apalagi tadabbur.
Begitu terus cara dia membaca Al-Qur’an sehingga dia tidak dapat faedah apapun dari yang dibacanya. Inilah yang diinginkan oleh iblis. Kalaulah tidak dapat menghalanginya dari Al-Qur’an itu, minimal iblis membuatnya tidak dapat memahami. Kalau tidak bisa membuat dia lupa dari Al-Qur’an, maka iblis membuat dia tidak memahami Al-Qur’an, padahal dia membaca Al-Qur’an.
Ibnul Jauzi mengatakan bahwa ini merupakan sikap yang keliru. Iblis menipu sekelompok Qori dengan mendorong mereka agar membaca 1 atau 2 juz dalam beberapa jam. Mungkin bisa kita bayangkan bagaimana kecepatan membacanya. Dan mereka membacanya di menara masjid dimalam hari secara berjamaah dengan suara keras.
Perbuatan seperti ini menghimpun dua perkara yang buruk sekalipun. Yaitu menggangu orang yang sedang tidur. Padahal kita tidak boleh beribadah dengan menggangu atau mengusik ketenangan orang lain. Karena tidak semua mendengarkannya, ada orang yang istirahat.
Ketika bacaan itu disuarakan dimenara-menara masjid (padahal dulu tidak ada pengeras suara), itu saja sudah dikatakan oleh Ibnul Jauzi menggangu orang yang sedang tidur. Bagaimana seandainya Ibnul Jauzi hidup pada hari ini? Dia lihat apa yang dilakukan sebagian orang membaca dengan suara keras dengan mikrofon. Tentunya beliau akan berkomentar lebih keras lagi.
Sekali lagi bahwa kita tidak boleh beribadah tapi menggagu orang lain. Mungkin apa yang kita dapat dari dosa menggangu orang lain itu lebih besar dari pahala membaca.
Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download mp3 kajian dan simak pembahasan yang penuh manfaat ini.
Download MP3 Kajian
Podcast: Play in new window | Download
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/51589-talbis-iblis-dalam-perkara-membaca-al-quran/